Kamis, 17 Desember 2009

Persyaratan menjadi broadcaster

PERSYARATAN MENJADI BROADCASTER

PENDAHULUAN
Menyajikan berita agar diminati pemirsa atau pendengar, memerlukan banyak hal yang antara satu dan lainnya sangat terkait. Selain diperlukan keterampilan para reporter dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemasnya, juga masih diperlukan tampilnya seorang penyiar atau presenter (penyaji berita) yang menarik untuk menyampaikan kumpulan paket berita tersebut.
Perlunya seorang penyiar yang menarik dan berbakat dimaksudkan agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa atau pendengar. Pertimbangan ini harus selalu mendapat perhatian bagi para penyelenggara siaran berita di televisi maupun radio. penyiar (broadcaster) yang memiliki daya tarik dan berbakat adalah mereka yang bukan saja memiliki penampilan dan wajah menarik (cameraface). Ada tiga profesi penting bagi orang yang bekerja mengolah acara siaran di studio adalah announcer, dee-jay, dan newscaster.


PEMBAHASAN

Seorang penyiar, harus mempunyai keterampilan dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemas data. Selain mempunyai keterampilan, seorang penyiar harus menarik dan berbakat agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa untuk menonton. Penyiar berita memerlukan sikap yang tegas, yakin, dan serius ketika sedang menjalankan tugasnya. Ia tentu saja sekali-kali boleh tersenyum, tetapi tidak selalu tersenyum dalam setiap menyampaikan item berita sehingga tidak menimbulkan kesan tidak serius bagi para pemirsanya.
Hal yang harus diingat adalah tidak tampak tegang pada saat siaran atau setidaknya dapat menghindarkan kesan tegang akibat sikap tegasnya dalam membacakan naskah berita.
Sikap seperti itu memang perlu, agar isi berita yang dibacakan atau disampaikan penyiar dapat dipercaya oleh para pemirsanya. Sebuah berita yang disampaikan dengan penuh santai dan tawa akan dapat mengurangi kepercayaan pemirsa terhadap berita itu. Tetapi sebaliknya, berita yang dibawakan dengan cara yang terlalu tegang juga akan dapat berdampak mencekam pemirsa selain tentu saja akan dapat mengurangi daya tarik pemirsa akibat sikap penyiar tersebut. Hal lainnya adalah ia tidak boleh turut hanyut secara berlebihan terhadap isi berita yang disampaikannya atau yang didengarnya dari laporan reporter. Misalkan saja berita kesedihan tentang seseorang yang meninggal dunia yang almarhum atau almarhumah semasa hidupnya adalah orang yang sangat berpengaruh atau sangat terkenal.
Dengan kata lain, menjadi seorang penyiar berita di televisi memiliki criteria yang berbeda dibandingkan dengan penyiar televisi untuk acara hiburan atau kuis. Bagi penyiar acara hiburan atau kuis di televise, dituntut agar murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya dan improvisasi. Bila perlu ia ikut tertawa ketika objek yang sedang dibawakannya menggambarkan adegan dengan tingkah dan obrolan yang lucu. Atau bahkan turut bernyanyi dengan membawakan satu atau dua kalimat dalam bait lagu yang akan segera didendangkan olehnya penyanyinya. Tetap, tidaklah demikian halnya untuk seorang penyiar berita televisi.
Dalam penyiaran berita, secara umum dikenal berbagai istilah yaitu news reader, news presenter, anchor ( anchor-person ) dan news caster. News reader (pembaca berita) yang biasanya juga disebut sebagai anchor atau anchor-person(telangkai berita) berfungsi hanya membacakan berita-berita yang disusun oleh reporter dan dirangkai oleh tim redaksi. Jadi ia datang hanya pada saat menjelang jam siaran berita saja kalau ia adalah penyiar kontrak atau part timer. Bagi tenaga kontrak atau paruh waktu tersebut ia seharusnya dating pada dua jam sebelum jam siaran bnerita yang akan ia bawakan. Tetapi jika ia sebagai tenaga kerja tetap, maka keberadaanya akan dilibatkan dalam berbagai pekerjaan redaksional dengan jam kerja penuh.
Seorang penyiar berita sebelum berada di studio untuk tampil, harus sudah benar-benar siap. Siap dari segi penampilan make-up, kostum,dll) juga siap terhadap ia harus mengecek semua naskah yang akan dibacakannya agar dapat memahami secara benar terhadap kalimat atau kata-kata mana yang harus mendapat tekanan. Ia juga harus tahu tentang istilah kata asing yang harus dibaca dengan benar. Memahami isi berita yang akan dibacakannyatentu sangat membantu sebagai penyiar yang bersangkutan. Tujuannya agar ketika ia menyampaikannya kepada pemirsa, dapat memberikan keyakinan, seolah-olah dirinyalah yang berada di daerah peristiwa yang dilaporkan. Padahal itu semua yang membuatnya adalah para reporter.
News presenter adalah seorang penyiar berita teapi biasanya memiliki spesialis. Ia adalah orang ahli yang dipekerjakan untuk menyampaikan ulasan berita tentang suatu topic tertentu yang sedang actual.
Keahlian mereka bermacam-macam ada yang ahli dibidang politik, kedokteran, teknik dan lain-lain. Mereka digaji oleh stasiun televise penyiaran yang memperkerjakannya dengan sangat mahal. Ia hanya mengulas sesuatu sesuai dengan keahliannya. Adakalanya seorang news presenter hanya satu orang saja, tetapi dibelakang dirinya terdapat sekumpulan orang-orang lain yang membantu mengumpulkan data untuk kepentingan ulasan berita yang akan diasampaikannya ditelevisi. Di Amerika Serikat, penyiar yang yang melakukan pekerjaan seperti ini misalnya adalah Mc Neil Lehrer dari Public Broadcasting Service, sebuah stasiun televise nasional nonkomersial.
News caster adalah istilah yang hanya dapat dijumpai di Amerika Serikat. Di Inggris atau daratan Eropa lainnya, istilah ini tidak dikenal. Para broadcaster Amerika memberikan istilah news caster kepada penyiar yang melakukan tugas-tugas sebagai penyiar berita. Pada umumnya yaitu tampil disebuah ruang studio pada saat jam berita dengan sorotan dua atau tiga kamera. Bedanya dengan penyiar berita biasa, news caster memiliki kelebihan dalam berbagai hal. Selain membacakan berita yang telah disiapkan oleh redaksi, ia sendiri juga yang mencari berita lalu mengolahnya, menyusun lalu menyajikannya sendiri.

Penyiar Radio
Ada Tiga profesi penting bagi orang yang bekerja mengolah acara siaran di studio adalah announcer, dee-jay, dan newscaster. Announcer sering disebut penyiar itu, dialah aktor. Sebagai penyiar harus mengendalikan empat senjata utama, yaitu pikiran, perasaan, dan raga. Jalan salah satunya untuk itu ialah berakting secara terus-menerus dibawah bimbingan dan arahan ketat yang boleh jadi bersal dari aktor itu sendiri. Radio memang auditif namun jangan dikira kendali raga tidak perlu. Gerak raga yang responsive saat siaran sering membantu tecapainya komunikasi yang wajar ditelinga pendengar. Ilusi dan imajinasi bisa mendekati kenyataan jika aktor radio mengolah suara semari menggerakan tubuhnya untuk mencapai efek-efek tertentu yang sangat diperlukan dalam menciptakan fantasi pendengar.
Suara dan cara bicara penyiar menentukan identifikasi stasiu radio. Seorang penyiar dituntut menyesuaikan diri,berpikir cepat, dan tidak kenal lelah. Vocal penyiar juga harus bervarietas unggul. Maksudnya, mempunyai suara unik, bukan sekedar pria bersuara bariton yang berat atau wanita yang memiliki suara bulat dan manja. Penyiar tidak sekedar bersuara memikat, jenaka, berpenampilan rapi, atau berkepribadian atraktif. Ia harus merupakan manusia yang penuh akal, mempunyai gagasan yang terformat, dan yang lebih penting lagi adalah sudah teruji.
Perkembangan pola acara yang menempatkan musik sebagai menu utama siaran menyebabkan mayoritas radio menyebabkan produktifitas siaran kepada figur disc jockey (DJ). Seorang DJ, harus melakukan: (1) latihan interpretasi naskah siaran, (2) latihan membaca dengan pendekatan transkipsi fonetik, (3) latihan suara dan pengungkapan,
(4) latihan mikrofonik, (5) latihan musik cueing,lewat pengenalan intro dan code komposisi-komposisi musik atau lagu, (6) latihan presentasi di meja siaran.
Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai para DJ dan penyiar:
1. Announcing skill yaitu keterampilan menuturkan segala sesuatu menyangkut kata, musik, atau lirik yang disajikan.
2. Operating skill yaitu keterampilan mengoperasikan segala peralatan siaran.
3. Musical touch yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan menyentuh emosi pendengar.
Perkembangan jurnalistik radio yang pesat tidak cukup hanya dikelola oleh penyiar. Ia menuntut profesi spesialis berupa reporter dan newscaster. Newscaster bertugas mengolah dan mempresentasikanberita di studio. Jurnalisme radio juga menuntut keberadaan newscaster yang mampu bekerja di dua tempat, di studio,dan lapangan. Baik DJ, Announcer, maupun newscaster perlu membentuk sikap, bahasa, memiliki wawasan profesional.
Sikap yang harus dimiliki: 1. Sopan di udara sesuai dengn kebutuhan situasi acara
2. Menghargai waktu
3. Bertanggung jawab, rendah hati
4. Tidak menggurui.
Bahasa yang harus dimiliki:
1. Vocal jelas
2. Menggunakan bahasa sesuai tingkat kemampuan pendengar
3. Pandai memilih kosakata yang relevan dan aktual dengan acara
4. Kaya improvisasi sesuai dengan acara.
Dari wawasan, mereka harus mempunyai latar belakang sosial dan pendidikan yang memadai, bersifat terbuka agar bisa menerima kritik, wawasan yang ditampilkan relevan dengan acara yang dibawakan.
Kepribadian yang diharapkan dari seorang penyiar adalah:
1. Berkomitmen penuh terhadap segala tugas yang diberikan.
2. Selalu berorientasi pada hasil tebaik.
3. Menjadi bagian dari pelaksana misi perusahaan untuk mencari untung sekaligus menjadi pemandu prilaku pendengar.
4. Selalu ingin tahu dan siap beradaptasi dengan segala macam perubahan perusahaan atau tuntutan pendengar
5. Percaya diri.
Vocal penyiar sangat utama dalam membentuk citra sebuah acara. Seluruh integritas seorang penyiar ditentukan oleh suaranya. Topik atau naskah akan mudah diikuti jika disuarakan dengan menarik. Penyiar hendaknya memperhatikan tiga hal, yaitu kontrol pernapasan, intonasi, dan volume suara.
Departemen perburuan Amerika Serikat memaparkan, bahwa penyiar radio sebagai sosok dengan banyak beraktivitas mempunyai tugas:
1. Menuturkan informasi program secara rutin, memberitahukan nama,isi, dan jadwal acara,menurutkan kalimat untuk jeda iklan komersial dan pelayanan publik,memperkenalkan dan menutup suatu acara siaran.
2. Membaca naskah yang sudah disiapkan dan memberikan komentar ketika menyajikan berita aktual, olahraga, cuaca, waktu.
3. Mewawancarai tamu siaran.
4. Penyiar bisa pula mengoperasikan peralatan seperti komputer atau leptop.
Secara psikologis ada lima sifat yang mesti dimiliki oleh penyiar, yaitu: Humoris, Petualang, Adaptif, Penguji, Pemalu.

PENUTUP
Penyiar berita memerlukan sikap yang tegas, yakin, dan serius ketika sedang menjalankan tugasnya dan tidak boleh tegang pada saat siaran atau setidaknya dapat menghindarkan kesan tegang akibat sikap tegasnya dalam membacakan naskah berita. Tetapi bagi penyiar acara hiburan atau kuis di televisi, dituntut agar murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya dan improvisasi. Seorang penyiar selain mempunyai keterampilan, ia juga harus menarik dan berbakat agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa untuk menonton.
Sebagai penyiar harus mengendalikan empat senjata utama, yaitu pikiran, perasaan, dan raga. Radio memang auditif namun jangan dikira kendali raga tidak perlu. Gerak raga yang responsive saat siaran sering membantu tecapainya komunikasi yang wajar ditelinga pendengar. Ilusi dan imajinasi bisa mendekati kenyataan jika aktor radio mengolah suara semari menggerakan tubuhnya untuk mencapai efek-efek tertentu yang sangat diperlukan dalam menciptakan fantasi pendengar.


DAFTAR PUSTAKA

• Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer
• Iskandar Muda, Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Remaja Rosda
Pertanyaan !!
1. Herman: Apa persyaratan umum menjadi broadcaster?
Jawab: Harus mempunyai keterampilan dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemas data. Selain itu, Seorang penyiar harus berbakat dan menarik dan juga murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya improvisasi.
2. Gauzi : Apa yang dimaksud dengan pendekatan Transkipsi fonetik? Jelaskan lima sifat yang dimiliki oleh penyiar, yaitu Humoris, Petualang, Adaptif, Penguji, Pemalu. Mengapa pemakalah mengatakan, seorang penyiar harus memiliki lima sifat itu!

IMPLIKASI REVOLUSI TEKNOLOGI KOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT INDONESIA

IMPLIKASI REVOLUSI TEKNOLOGI KOMUNIKASI BAGI MASYARAKAT INDONESIA

PENDAHULUAN
Pada umumnya setiap orang kini merasakan sendiri betapa hebatnya perkembangan sistem komunikasi modern yang terwujud dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan yang dicapai di bidang media cetak, televisi, komputer, dan kemudian apa yang sekarang dikenal sebagai saluran multimedia telah menyajikan serangkaian pelayanan informasi yang tak terbayangkan sebelumnya. Semua itu merupakan produk dari revolusi informasi yang bersumber dari kemajuan yang dicapai dalam bidang teknologi elektronika, komputer dan telekomunikasi.
Sebagai hasilnya, kita merasakan bahwa kini dunia menjadi “sempit”. Karena mudahnya saling berhubungan di manapun Anda berada, sekarang Anda seolah-olah tak merasakan lagi jarak geografis yang membentang dari satu tempat ke tempat yang lain. Sekarang orang merasakan sendiri apa yang sekitar dua puluh tahun yang silam dikemukakan oleh ahli komunikasi dari Kanada, Mc Luhan, yaitu tentang gejala terciptanya global village atau desa dunia. Ungkapan ini menunjukkan bahwa sekalipun dunia begitu luas dan besar, namun dengan kemajuan teknologi komunikasi yang membuat semua lokasi dapat dihubungkan, orang bisa berbicara satu sama lain setiap waktu diperlukan, akhirnya terasa bahwa dunia hanyalah sebuah “desa”.
Dalam kegiatan belajar berikut ini akan kita bahas bagaimana implikasi revolusi komunikasi bagi masyarakat kita, dan bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh revolusi tersebut di beberapa bidang kehidupan.


PEMBAHASAN
Perubahan yang terjadi di bidang komunikasi, dimulai dari bentuk komunikasi yang sederhana sampai pada komunikasi elektronik. Perubahan yang cepat terutama pada abad 20 ini oleh sejumlah ahli dikatakan sebagai revolusi komunikasi. Menurut Dissayanake, revolusi komunikasi merupakan peledakan (eksplosi) teknologi komunikasi. Hal ini bisa kita lihat dengan meningkatnya penggunaan satelit, mikroprosesor, komputer dan pelayanan radio tingkat tinggi.
Revolusi komunikasi sendiri adalah salah satu dari beberapa revolusi yang juga terjadi di berbagai bidang. Misalnya, revolusi politik, pendidikan, pertanian, industri. Revolusi ini sendiri muncul dengan didorong kemajuan teknologi yang menawarkan berbagai resources informasi dan komunikasi yang luas. Oleh karena itu, kita tidak akan tahu dengan pasti bagaimana bentuk akhir dari gerak perubahan itu. Namun, yang pasti bentuk itu nantinya akan berbeda dari apa yang ada selama ini.
Revolusi komunikasi tidak memiliki penyebab dan dampak tunggal, melainkan sangat kompleks. Revolusi komunikasi didasarkan pada pengembangan teknologi cetak dan produksi barang-barang cetak yang hingga sekarang telah berkembang mencapai era new media. Akibatnya, terjadi perkembangan besar-besaran dalam proses penyampaian informasi.
Gejala mendunianya segala sesuatu dalam perkembangan kehidupan dewasa ini, disebut Globalisasi. Ciri utamanya, setiap kejadian atau perkembangan disuatu tempat di salah satu belahan dunia bisa langsung segara menimbulkan pengaruh pada belahan bumi yang lain dalam waktu yang tidak lama. Perkembangan globalisasi ini, bagaimanapun adalah produk dari revolusi komunikasi. Orang pun mulai mencetuskan tentang dunia tanpa batas.
Revolusi komunikasi menyebabkan meluasnya informasi ke segala arah. Proses penyampaian informasi pun berbeda dari masyarakat tradisional yang harus melakukan interaksi antara satu orang ke orang lain secara langsung. Namun kini, proses penyebaran informasi dilakukan melalui media publik atau media massa. Publik itu sendiri adalah sejumlah orang yang terekspose kepada rangsangan yang sama dan memiliki kesamaan, bahkan tanpa berinteraksi satu sama lainnya. Media massa memudahkan interaksi sosial untuk kesamaan budaya informasi dan orientasi fakta dan nilai-nilai bisa diketahui tanpa interaksi antar manusia. Keyakinan sebagian orang yang dinilai sebagai hal yang nyata dan bernilai sekarang bisa dikontrol dari kejauhan, terpisah dan di luar dari mereka yang meyakininya. Secara historis, publik terdiri dari orang-orang yang terbiasa mendapatkan berita dan orientasi dari media massa umum yang mengandung informasi dan orientasi beragam yang disebarkan oleh para pengusaha dan perusahaan. Revolusi komunikasi juga berdampak terhadap media massa, baik dari isi berita maupun tata cara penyampaiannya. Perusahaan media yang dulunya kokoh bisa menjadi limbung akibat terpaan revolusi itu. Menurut ekonom Joseph Schumpeter : Tidak ada perusahaan yang bisa terus menggunakan cara-cara lama atau terus mengejar tujuan-tujuan lama. Jika manajemen tetap pada bisnis rutin, maka akan tiba saatnya perusahaan itu tidak mampu membayar bunga kredit, bahkan menutup biaya penyusutan peralatan kerja. Maksudnya adalah tidak ada yang abadi dalam perusahaan, perubahan akan selalu terjadi baik berupa kemajuan atau kemerosotan. Sebab alamiah kematian menurutnya adalah kegagalan berinovasi.
Secara keseluran dapat dikemukakan bahwa implikasi utama perkembangan teknologi komunikasi terhadap sistem komunikasi di tanah air adalah sebagai berikut:
a. Telah meningkatkan ketersediaan layanan informasi, dan hiburan berlipat ganda dibanding dengan keadaan sebelumnya. Perkembangan terakhir menunjukkan, antara lain, di bidang media cetak, telah diterapkan teknologi cetak jarak jauh dalam bentuk kerja sama antara surat-kabar Jakarta dengan surat-kabar Semarang. Sedangkan di bidang penyiaran, selain stasiun penyiaran milik pemerintah, beroperasi pula sejumlah stasiun radio dan televisi swasta yang dapat dikonsumsi oleh khalayak di lingkungan masing-masing.
b. Telah meningkatkan jangkauan layanan informasi dan hiburan kesemua wilayah tanah air. Dapat dikatakan hampir seluruh bagian wilayah tanah air sekarang ini telah dimungkinkan untuk dijangkau oleh berbagai pelayanan informasi.
c. Menyajikan macam-macam isi informasi dan hiburan dari segala penjuru dunia dengan aneka latar belakang nilai-nilai sosial dan budaya masing-masing.
Dengan tersedianya berbagai macam layanan tersebut, khalayak dapat memilih mana yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Dengan daya jangkau dan kecepatan tinggi, layanan informasi kini boleh dikatakan dapat mencapai seluruh khalayak yangt dituju dimanapun mereka berada. Namun ketersediaan dan jangkauan tersebut justru dapat menimbulkan masalah karena isi informasi dan hiburan yang disajikan tidak semuanya sesuai dengan nilai dan norma budaya bangsa kita. Namun yang terpenting bagi kita sesungguhnya adalah bagaimana mendayagunakan implikasi yang positif sambil berupaya memperkecil implikasi yang dipandang bersifat negatif.
Akan tetapi kemajuan teknologi komunikasi membawa serta sejumlah dampak negatif yang cukup membuat para pengamat untuk merasa khawatir bahwa bila hal itu tidak dapat dicegah ataupun diperkecil, akan menimbulkan berbagai akibat yang tidak diinginkan. Pada tahun 1973, Parker telah berusaha memperkirakan beberapa dampak negatif dari berkembangnya teknologi komunikasi sebagai berikut:
1. Terjadinya monopoli dalam pengelolaan, penyediaan dan pemanfaatan informasi.
Jika tidak diatur begitu rupa, kecenderungan yang terjadi bahwa pengelolaan dan penyediaan teknologi komunikasi akan terpusat pada beberapa kalangan tertentu saja. Teknologi komunikasi sudah jelas akan mempengaruhi struktur dasar dan proses pengambilan keputusan dalam masyarakat, karena hal itu ikut menentuan siapa yang dapat berkomunikasi dengan siapa, dan siapa yang dapat memperoleh sesuatu informasi tentang apa. Perkembangan tersebut memungkinkan timbulnya monopoli dalam pengelolaan dan penyediaan, serta pemanfaatan teknologi komunikasi itu sendiri.
2. Tidak meratanya distribusi informasi.
Faktor biaya menyebabkan kecenderungan bahwa yang akan mengelola teknologi komunikasi terutama mereka yang bermodal kuat. Apabila kecenderungan ini tidak diimbangi dengan tindakan langsung oleh pemerintah, maka kaum pengusahalah yang akan mendominasi bidang ini. Kalau pengusaha teknologi komunikasi sepenuhnya ditangani oleh kaum swasta, sudah tentu pertimbangan utama mereka sebagaimana layaknya kaum bisnis adalah mengejar keuntungan finansial lebih dulu, baru menyusul pertimbangan lainnya, kalaupun ada. Akibat langsung dari kecenderungan ini tentunya, hanya mereka yang kuat menanggung ongkos dan harga yang dikenakan oleh pengusaha yang dapat menikmati pelayanan teknologi komunikasi. Akibat lainnya, mereka yang telah berkecukupan informasi, akan semakin tertinggal dalam perolehan informasinya.

3. Kurangnya isi pesan yang bersifat edukatif.
Bentuk utama informasi jenis ini adalah hiburan dan iklan. Padahal bila pasar informasi hanya dipenuhi oleh pesan pesan hiburan dan promosi, dengan sendirinya kehidupan masyarakat sehari-hari akan penuh dengan hal-hal semacam itu. Sedangkan informasi yang bersifat edukatif karena potensinya untuk mendatangkan keuntungan komersial lebih kecil atau terkadang tidak ada sama sekali, lantas diabaikan. Kalaupun ada, disisipkan sekedar sebagai pemoles. Dominannya isi informasi yang non edukatif tadi telah mendorong kekhawatiran para ahli akan akibat yang dapat ditimbulkannya kelak bagi kehidupan masyarakat.
4. Terjadinya polusi informasi.
Polusi informasi timbul apabila kompetisi yang hebat terjadi dalam merebut perhatian khalayak, srta jika tidak ada mekanisme pengendalian yang efektif untuk mencegahnya. Jika hal ini terjadi, menurut Gabor (1973) tercermin dari penuhnya media massa dengan penyiaran informasi tentang skandal, kekerasan, dan pornografis. Dalam keadaan seperti itu, maka aturan yang berlaku secara ekonomi adalah siapa yang berhasil memancing dan memuaskan selera pembeli, dialah yang akan mereguk keuntungan.
5. Terjadinya invasi terhadap privacy.
Masalah privacy merupakan suatu yang amat penting terutama dinegara-negara barat. Dengan berkembangnya teknologi komunikasi, maka pesat pula pertumbuhan berbagai perusahaan pengumpulan, pelayanan, dan pendistribusian segala jenis data termasuk yang bersifat pribadi. Dalam aktivitas perusahaan informasi tersebut kemudian terkumpul berbagai macam data mengenai segala aspek kehidupan anggota masyarakat. Data yang dimaksud, bisa saja diperdagangkan tanpa sepengetahuan, apalagi persetujuan yang bersangkutan. Keadaan seperti itu dikhawatirkan akan membuka peluang bagi terjadinya intervensi kedalam kehidupan pribadi seseorang yang menyebabkan tidak terjaminnya lagi privacy. Itulah sebabnya timbul berbagai reaksi yang menuntut dilindunginya privacy setiap anggota masyarakat dari kemungkinan penyalahgunaan informasi yang mungkin timul dari kemajuan teknologi komunikasi.


6. Timbulnya permasalahan berkenaan dengan hak cipta.
Kemampuan sarana teknologi komunikasi untuk menyimpan, memperbanyak, menampilkan kembali informasi apa saja yang berhasil diperoleh, juga menimbulkan masalah yang berkaitan dengan hak cipta. Kemajuan satelit komunikasi misalnya, telah memungkinkan dilampauinya batas-batas wilayah suatu negara atau pemerintahan. Perkembangan ini menimbulkan masalah dalam perlindungan terhadap hak cipta atas karya-karya kreatif yang tadinya dujamin undang-undang. Perlindungan tersebut menjadi semakin sukar terutama disebabkan semakin canggihnya kemampuan teknologi komunikasi yang muncul.

Dampak Sosial, Ekonomi dan Politik Globalisasi
Revolusi komunikasi dan informasi yang melanda dunia membawa implikasi positif dan negatif. Implikasi ini pada gilirannya akan berakibat atau berdampak pada bidang sosial, ekonomi, dan politik.
1. Dalam bidang politik, perkembangan teknologi komunikasi mempercepat proses integrasi nasional. Implikasi yang perlu disadari adalah adanya pengaruh komunikasi dan informasi dunia yang melanda generasi muda.
2. Dalam bidang ekonomi, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong pertumbuhan ekonomi yang pesat di samping dampak yang positif dan negatif.
3. Dalam bidang sosial, perkembangan teknologi komunikasi telah mendorong lahirnya kembali nasionalisme kebudayaan.

Dampak lain dari revolusi komunikasi, yakni:
1. Sumber informasi dan hiburan bagi masyarakat akan jauh lebih banyak dan beragam, sehingga akan melipatgandakan kompetisi. Tiap media harus bekerja lebih keras untuk memperoleh khalayak, dan sedapat mungkin menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.
2. Komunikasi tidak hanya berlangsung orang ke orang atau orang ke media, namun juga bisa mesin ke mesin. Komputer canggih bisa berkomunikasi sendiri satu sama lain.
3. Khalayak menjadi terfragmentasi. Tidak ada lagi orang yang hanya menjadi khalayak bagi satu jenis media saja.
4. Jenis-jenis media –buku, koran, majalah, radio, film, televisi –kini tidak lagi berdiri sendiri. Misalnya, televisi juga menyediakan jasa teleteks yang berfungsi seperti koran. Sedangkan koran kini sering memberikan suplemen cukup tebal tentang suatu topik sehingga fungsinya menyerupai buku.
5. Pudarnya pemilahan antara komunikasi individual dan komunikasi massa. Di satu sisi, teknologi memungkinkan penggunaan produk komunikasi massa secara individual, atau disesuaikan dengan selera individual. Di sisi lain, hal itu menjadikan komunikasi personal sebagai komunikasi publik.
6. Media-media berjalan beriringan. Media cetak tradisional tidak akan hilang oleh munculnya teknologi baru. Sebagai contoh: Masih eksisnya (bahkan bertambah) peminat novel, buku, majalah, dll. meskipun telah muncul media baru dengan segala kemudahan akses yang ditawarkannya. Keistimewaan media cetak antara lain, saat pembaca tidak tahu apa yang ingin dibacanya, namun ia akan menemukannya setelah membolak-balik korannya. Selama manusia masih mempunyai keingintahuan intelektual, kebiasaan itu takkan hilang, dan perlu waktu lama sistem informasi otomatis akan menggantikannya.
7. Membuka jalan globalisasi. Keberadaan teknologi baru memiliki peluang besar untuk menyebarkan budaya-budaya luar, yang akhirnya melahirkan suatu budaya baru akibat akulturasi (contoh: budaya hybrid). Hal ini merupakan ancaman serius bagi budaya nasional yang perlahan dapat terkikis atau bahkan hilang sama sekali.


KESIMPULAN
Revolusi komunikasi adalah salah satu dari beberapa revolusi yang juga terjadi di berbagai bidang. Misalnya, revolusi politik, pendidikan, pertanian, industri. Globalisasi ciri utamanya, setiap kejadian atau perkembangan disuatu tempat di salah satu belahan dunia bisa langsung segara menimbulkan pengaruh pada belahan bumi yang lain dalam waktu yang tidak lama. Implikasi utama perkembangan teknologi komunikasi terhadap sistem komunikasi di tanah air, yaitu:
1. Telah meningkatkan ketersediaan layanan informasi, dan hiburan berlipat ganda dibanding dengan keadaan sebelumnya.
2. Telah meningkatkan jangkauan layanan informasi dan hiburan kesemua wilayah tanah air.
3. Menyajikan macam-macam isi informasi dan hiburan dari segala penjuru dunia dengan aneka latar belakang nilai-nilai sosial dan budaya masing-masing.


DAFTAR PUSTAKA
• Nasution, Zulkarimein. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: UT
• Efendi, Onong U. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya