Kamis, 17 Desember 2009

Persyaratan menjadi broadcaster

PERSYARATAN MENJADI BROADCASTER

PENDAHULUAN
Menyajikan berita agar diminati pemirsa atau pendengar, memerlukan banyak hal yang antara satu dan lainnya sangat terkait. Selain diperlukan keterampilan para reporter dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemasnya, juga masih diperlukan tampilnya seorang penyiar atau presenter (penyaji berita) yang menarik untuk menyampaikan kumpulan paket berita tersebut.
Perlunya seorang penyiar yang menarik dan berbakat dimaksudkan agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa atau pendengar. Pertimbangan ini harus selalu mendapat perhatian bagi para penyelenggara siaran berita di televisi maupun radio. penyiar (broadcaster) yang memiliki daya tarik dan berbakat adalah mereka yang bukan saja memiliki penampilan dan wajah menarik (cameraface). Ada tiga profesi penting bagi orang yang bekerja mengolah acara siaran di studio adalah announcer, dee-jay, dan newscaster.


PEMBAHASAN

Seorang penyiar, harus mempunyai keterampilan dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemas data. Selain mempunyai keterampilan, seorang penyiar harus menarik dan berbakat agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa untuk menonton. Penyiar berita memerlukan sikap yang tegas, yakin, dan serius ketika sedang menjalankan tugasnya. Ia tentu saja sekali-kali boleh tersenyum, tetapi tidak selalu tersenyum dalam setiap menyampaikan item berita sehingga tidak menimbulkan kesan tidak serius bagi para pemirsanya.
Hal yang harus diingat adalah tidak tampak tegang pada saat siaran atau setidaknya dapat menghindarkan kesan tegang akibat sikap tegasnya dalam membacakan naskah berita.
Sikap seperti itu memang perlu, agar isi berita yang dibacakan atau disampaikan penyiar dapat dipercaya oleh para pemirsanya. Sebuah berita yang disampaikan dengan penuh santai dan tawa akan dapat mengurangi kepercayaan pemirsa terhadap berita itu. Tetapi sebaliknya, berita yang dibawakan dengan cara yang terlalu tegang juga akan dapat berdampak mencekam pemirsa selain tentu saja akan dapat mengurangi daya tarik pemirsa akibat sikap penyiar tersebut. Hal lainnya adalah ia tidak boleh turut hanyut secara berlebihan terhadap isi berita yang disampaikannya atau yang didengarnya dari laporan reporter. Misalkan saja berita kesedihan tentang seseorang yang meninggal dunia yang almarhum atau almarhumah semasa hidupnya adalah orang yang sangat berpengaruh atau sangat terkenal.
Dengan kata lain, menjadi seorang penyiar berita di televisi memiliki criteria yang berbeda dibandingkan dengan penyiar televisi untuk acara hiburan atau kuis. Bagi penyiar acara hiburan atau kuis di televise, dituntut agar murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya dan improvisasi. Bila perlu ia ikut tertawa ketika objek yang sedang dibawakannya menggambarkan adegan dengan tingkah dan obrolan yang lucu. Atau bahkan turut bernyanyi dengan membawakan satu atau dua kalimat dalam bait lagu yang akan segera didendangkan olehnya penyanyinya. Tetap, tidaklah demikian halnya untuk seorang penyiar berita televisi.
Dalam penyiaran berita, secara umum dikenal berbagai istilah yaitu news reader, news presenter, anchor ( anchor-person ) dan news caster. News reader (pembaca berita) yang biasanya juga disebut sebagai anchor atau anchor-person(telangkai berita) berfungsi hanya membacakan berita-berita yang disusun oleh reporter dan dirangkai oleh tim redaksi. Jadi ia datang hanya pada saat menjelang jam siaran berita saja kalau ia adalah penyiar kontrak atau part timer. Bagi tenaga kontrak atau paruh waktu tersebut ia seharusnya dating pada dua jam sebelum jam siaran bnerita yang akan ia bawakan. Tetapi jika ia sebagai tenaga kerja tetap, maka keberadaanya akan dilibatkan dalam berbagai pekerjaan redaksional dengan jam kerja penuh.
Seorang penyiar berita sebelum berada di studio untuk tampil, harus sudah benar-benar siap. Siap dari segi penampilan make-up, kostum,dll) juga siap terhadap ia harus mengecek semua naskah yang akan dibacakannya agar dapat memahami secara benar terhadap kalimat atau kata-kata mana yang harus mendapat tekanan. Ia juga harus tahu tentang istilah kata asing yang harus dibaca dengan benar. Memahami isi berita yang akan dibacakannyatentu sangat membantu sebagai penyiar yang bersangkutan. Tujuannya agar ketika ia menyampaikannya kepada pemirsa, dapat memberikan keyakinan, seolah-olah dirinyalah yang berada di daerah peristiwa yang dilaporkan. Padahal itu semua yang membuatnya adalah para reporter.
News presenter adalah seorang penyiar berita teapi biasanya memiliki spesialis. Ia adalah orang ahli yang dipekerjakan untuk menyampaikan ulasan berita tentang suatu topic tertentu yang sedang actual.
Keahlian mereka bermacam-macam ada yang ahli dibidang politik, kedokteran, teknik dan lain-lain. Mereka digaji oleh stasiun televise penyiaran yang memperkerjakannya dengan sangat mahal. Ia hanya mengulas sesuatu sesuai dengan keahliannya. Adakalanya seorang news presenter hanya satu orang saja, tetapi dibelakang dirinya terdapat sekumpulan orang-orang lain yang membantu mengumpulkan data untuk kepentingan ulasan berita yang akan diasampaikannya ditelevisi. Di Amerika Serikat, penyiar yang yang melakukan pekerjaan seperti ini misalnya adalah Mc Neil Lehrer dari Public Broadcasting Service, sebuah stasiun televise nasional nonkomersial.
News caster adalah istilah yang hanya dapat dijumpai di Amerika Serikat. Di Inggris atau daratan Eropa lainnya, istilah ini tidak dikenal. Para broadcaster Amerika memberikan istilah news caster kepada penyiar yang melakukan tugas-tugas sebagai penyiar berita. Pada umumnya yaitu tampil disebuah ruang studio pada saat jam berita dengan sorotan dua atau tiga kamera. Bedanya dengan penyiar berita biasa, news caster memiliki kelebihan dalam berbagai hal. Selain membacakan berita yang telah disiapkan oleh redaksi, ia sendiri juga yang mencari berita lalu mengolahnya, menyusun lalu menyajikannya sendiri.

Penyiar Radio
Ada Tiga profesi penting bagi orang yang bekerja mengolah acara siaran di studio adalah announcer, dee-jay, dan newscaster. Announcer sering disebut penyiar itu, dialah aktor. Sebagai penyiar harus mengendalikan empat senjata utama, yaitu pikiran, perasaan, dan raga. Jalan salah satunya untuk itu ialah berakting secara terus-menerus dibawah bimbingan dan arahan ketat yang boleh jadi bersal dari aktor itu sendiri. Radio memang auditif namun jangan dikira kendali raga tidak perlu. Gerak raga yang responsive saat siaran sering membantu tecapainya komunikasi yang wajar ditelinga pendengar. Ilusi dan imajinasi bisa mendekati kenyataan jika aktor radio mengolah suara semari menggerakan tubuhnya untuk mencapai efek-efek tertentu yang sangat diperlukan dalam menciptakan fantasi pendengar.
Suara dan cara bicara penyiar menentukan identifikasi stasiu radio. Seorang penyiar dituntut menyesuaikan diri,berpikir cepat, dan tidak kenal lelah. Vocal penyiar juga harus bervarietas unggul. Maksudnya, mempunyai suara unik, bukan sekedar pria bersuara bariton yang berat atau wanita yang memiliki suara bulat dan manja. Penyiar tidak sekedar bersuara memikat, jenaka, berpenampilan rapi, atau berkepribadian atraktif. Ia harus merupakan manusia yang penuh akal, mempunyai gagasan yang terformat, dan yang lebih penting lagi adalah sudah teruji.
Perkembangan pola acara yang menempatkan musik sebagai menu utama siaran menyebabkan mayoritas radio menyebabkan produktifitas siaran kepada figur disc jockey (DJ). Seorang DJ, harus melakukan: (1) latihan interpretasi naskah siaran, (2) latihan membaca dengan pendekatan transkipsi fonetik, (3) latihan suara dan pengungkapan,
(4) latihan mikrofonik, (5) latihan musik cueing,lewat pengenalan intro dan code komposisi-komposisi musik atau lagu, (6) latihan presentasi di meja siaran.
Secara umum ada tiga keterampilan yang harus dikuasai para DJ dan penyiar:
1. Announcing skill yaitu keterampilan menuturkan segala sesuatu menyangkut kata, musik, atau lirik yang disajikan.
2. Operating skill yaitu keterampilan mengoperasikan segala peralatan siaran.
3. Musical touch yaitu keterampilan merangkai musik dalam tatanan menyentuh emosi pendengar.
Perkembangan jurnalistik radio yang pesat tidak cukup hanya dikelola oleh penyiar. Ia menuntut profesi spesialis berupa reporter dan newscaster. Newscaster bertugas mengolah dan mempresentasikanberita di studio. Jurnalisme radio juga menuntut keberadaan newscaster yang mampu bekerja di dua tempat, di studio,dan lapangan. Baik DJ, Announcer, maupun newscaster perlu membentuk sikap, bahasa, memiliki wawasan profesional.
Sikap yang harus dimiliki: 1. Sopan di udara sesuai dengn kebutuhan situasi acara
2. Menghargai waktu
3. Bertanggung jawab, rendah hati
4. Tidak menggurui.
Bahasa yang harus dimiliki:
1. Vocal jelas
2. Menggunakan bahasa sesuai tingkat kemampuan pendengar
3. Pandai memilih kosakata yang relevan dan aktual dengan acara
4. Kaya improvisasi sesuai dengan acara.
Dari wawasan, mereka harus mempunyai latar belakang sosial dan pendidikan yang memadai, bersifat terbuka agar bisa menerima kritik, wawasan yang ditampilkan relevan dengan acara yang dibawakan.
Kepribadian yang diharapkan dari seorang penyiar adalah:
1. Berkomitmen penuh terhadap segala tugas yang diberikan.
2. Selalu berorientasi pada hasil tebaik.
3. Menjadi bagian dari pelaksana misi perusahaan untuk mencari untung sekaligus menjadi pemandu prilaku pendengar.
4. Selalu ingin tahu dan siap beradaptasi dengan segala macam perubahan perusahaan atau tuntutan pendengar
5. Percaya diri.
Vocal penyiar sangat utama dalam membentuk citra sebuah acara. Seluruh integritas seorang penyiar ditentukan oleh suaranya. Topik atau naskah akan mudah diikuti jika disuarakan dengan menarik. Penyiar hendaknya memperhatikan tiga hal, yaitu kontrol pernapasan, intonasi, dan volume suara.
Departemen perburuan Amerika Serikat memaparkan, bahwa penyiar radio sebagai sosok dengan banyak beraktivitas mempunyai tugas:
1. Menuturkan informasi program secara rutin, memberitahukan nama,isi, dan jadwal acara,menurutkan kalimat untuk jeda iklan komersial dan pelayanan publik,memperkenalkan dan menutup suatu acara siaran.
2. Membaca naskah yang sudah disiapkan dan memberikan komentar ketika menyajikan berita aktual, olahraga, cuaca, waktu.
3. Mewawancarai tamu siaran.
4. Penyiar bisa pula mengoperasikan peralatan seperti komputer atau leptop.
Secara psikologis ada lima sifat yang mesti dimiliki oleh penyiar, yaitu: Humoris, Petualang, Adaptif, Penguji, Pemalu.

PENUTUP
Penyiar berita memerlukan sikap yang tegas, yakin, dan serius ketika sedang menjalankan tugasnya dan tidak boleh tegang pada saat siaran atau setidaknya dapat menghindarkan kesan tegang akibat sikap tegasnya dalam membacakan naskah berita. Tetapi bagi penyiar acara hiburan atau kuis di televisi, dituntut agar murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya dan improvisasi. Seorang penyiar selain mempunyai keterampilan, ia juga harus menarik dan berbakat agar lebih dapat menumbuhkan minat pemirsa untuk menonton.
Sebagai penyiar harus mengendalikan empat senjata utama, yaitu pikiran, perasaan, dan raga. Radio memang auditif namun jangan dikira kendali raga tidak perlu. Gerak raga yang responsive saat siaran sering membantu tecapainya komunikasi yang wajar ditelinga pendengar. Ilusi dan imajinasi bisa mendekati kenyataan jika aktor radio mengolah suara semari menggerakan tubuhnya untuk mencapai efek-efek tertentu yang sangat diperlukan dalam menciptakan fantasi pendengar.


DAFTAR PUSTAKA

• Masduki. 2004. Menjadi Broadcaster Profesional. Yogyakarta: Pustaka Populer
• Iskandar Muda, Deddy. 2003. Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Remaja Rosda
Pertanyaan !!
1. Herman: Apa persyaratan umum menjadi broadcaster?
Jawab: Harus mempunyai keterampilan dalam menggali data, mengolah, menyusun, dan mengemas data. Selain itu, Seorang penyiar harus berbakat dan menarik dan juga murah senyum dihadapan kamera, lincah dan kaya improvisasi.
2. Gauzi : Apa yang dimaksud dengan pendekatan Transkipsi fonetik? Jelaskan lima sifat yang dimiliki oleh penyiar, yaitu Humoris, Petualang, Adaptif, Penguji, Pemalu. Mengapa pemakalah mengatakan, seorang penyiar harus memiliki lima sifat itu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar